Kamis, 21 Agustus 2008

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam dua dekade terakhir. Ekonomi kota yang tumbuh yang telah mendorong urbanisasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi kualitas udara tersebut. Kebutuhan transportasi dan energi meningkat sejalan dengan bertambahnya penduduk, berkembangnya kota, dan berubahnya gaya hidup karena meningkatnya pendapatan. Peningkatan konsumsi energi ini pada akhirnya meningkatkan pencemar udara yang menimbulkan kerugian ekonomi. Sedikitnya Rp 75 miliar per tahun adalah estimasi angka kerugian akibat pencemar partikel (debu) halus yang dibebankan pada ekonomi kota sebagai biaya kesehatan pencemar udara di kota-kota besar pada tahun 2002 (Suhadi, D., 2006).
Penurunan kualitas udara disebabkan antara lain karena masuknya zat pencemar ke udara melebihi daya dukung lingkungan sehingga udara tidak dapat menetralisir polutan yang masuk. Sumber pencemaran tersebut dapat berasal dari industri, kendaraan bermotor, pemukiman dan pembakaran terbuka (hutan, sampah) serta pembangunan jalan transportasi.
Pencemaran udara dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan. Contoh : partikel bisa meningkatkan sensitifitas pada pasien berpenyakit asma dan bronkhitis serta menyebabkan ISPA (infeksi pernapasan akut). Udara bebas permukaan bumi pada lapisan troposfer yang dibutuhkan akan mempengaruhi kesehatan manusia, hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya yang disebut dengan udara ambien, dimana mutu udara ambien itu bisa digambarkan dengan mengetahui kadar zat, energi atau komponen lain yang ada diudara bebas tersebut.
Adapun zat-zat pencemaran udara tersebut bisa berupa partikulat, SOx, NOx, CO, O¬x, chloroform, dan sebagainya. Dari sekian banyak zat pencemar udara, penulis menitik beratkan penelitian ini pada salah satu unsur pencemaran yaitu partikulat, dimana partikulat yang akan dianalisa yaitu PM10 (partikulat yang diameternya 10 μm) latar belakang penelitian ini dilakukan dari fenomena yang rutin terjadi di Indonesia khususnya di Riau yaitu kebakaran hutan dan lahan. Dari latar belakang tersebut maka pemerintah mencanangkan suatu program langit biru yang tujuannya tercipta mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara, tercapainya kualitas udara ambien yang memenuhi standar kesehatan manusia dan makhluk lainnya.

1.2 Tempat Penelitian
Adapun tempat penelitian yang dilakukan adalah Laboratorium Komputasi Fisika FMIPA UNRI




1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar kensentrasi Partikulat Matter (PM10) di Kota Pekanbaru, serta faktor yang mempengaruhi seperti temperatur udara, kelembaban, dan intensitas matahari dan mengkonversikan konsentrasi partikulat matter (PM10) ke data ISPU (Indeks standar pencemaran udara) serta menyelidiki nilai hasil penyebaran peta ISPU.

1.4 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini pembahasan dibatasi pada:
1. Bagaimana cara kerja alat ambient dust analyzer
2. Berapa rata-rata konsentrasi Partikulat Matter (PM10), perminggu dan perbulan di tiga stasiun pemantau.
3. Pemakaian sofware ArcView 3.1 untuk pembuatan gambar peta distribusi PM10 di Pekanbaru.

Tidak ada komentar: